Pages

Tuesday, March 13, 2012

Kebudayaan Dan Manusia



Manusia pertama berkembang di daerah tropis dan subtropis Afrika sekitar 2,5 juta tahun lalu. Sejak itu, kami telah berhasil menduduki semua wilayah geografis utama di dunia, tetapi tubuh kita tetap dasarnya dengan binatang iklim hangat. Kita tidak bisa bertahan hidup di luar daerah lebih hangat dari planet kita tanpa pengetahuan budaya dan teknologi. Apa yang memungkinkan nenek moyang kita untuk mulai hidup di daerah beriklim sedang dan akhirnya subarctic dari belahan bumi utara setelah setengah juta tahun yang lalu adalah penemuan keterampilan berburu efisien, penggunaan api, dan, akhirnya, pakaian, perumahan hangat, pertanian, dan perdagangan . Kebudayaan telah menjadi mekanisme adaptif sangat sukses untuk spesies kita. Ini telah memberi kita keuntungan selektif utama dalam persaingan untuk bertahan hidup dengan bentuk-bentuk kehidupan lainnya. Budaya telah memungkinkan populasi manusia global untuk tumbuh dari kurang dari 10 juta orang tak lama setelah berakhirnya zaman es terakhir untuk lebih dari 6,5 miliar orang saat ini, hanya 10.000 tahun kemudian. Budaya telah membuat kami yang paling berbahaya dan paling merusak hewan besar di planet kita. Sungguh ironis bahwa meskipun kekuatan bahwa budaya telah memberi kita, kita sepenuhnya bergantung pada itu untuk bertahan hidup. Kita perlu keterampilan budaya kita untuk tetap hidup.




Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.
Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana yang membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan perkembangan majemuk budi daya, yang berati daya dari budi. Namun, pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada perbedaan dari definsi.
Jadi, kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut Koentjaraningrat  merupakan “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”
Lalu, dilain pihak Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan. (Abdullah, 2006:1)
Lebih sepesifik lagi, E. B Taylor, dalam bukunya “Primitive Cultures”, mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.” (Setiadi, 2007:27)
Dari berbagai definisi diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kebudayaan atau budaya merupakan sebuah sistem, dimana sistem itu terbentuk dari perilaku, baik itu perilaku badan maupun pikiran. Dan hal ini berkaitan erat dengan adanya gerak dari masyarakat, dimana pergerakan yang dinamis dan dalam kurun waktu tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun sistem tersendiri dalam kumpulan masyarakat.
Wujud Kebudayaan
J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
1.    Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.    Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
3.    Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.


Unsur Kebudayaan
Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal, antaralain :
1.   Bahasa
2.   Sistem Pengetahuan
3.   Organisasi Sosial
4.   Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
5.   Sistem Mata Pencaharian
6.   Sistem Religi
7.   Kesenian

Kesimpulan
Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.


Sumber Pustaka :
·         Abdullah, Prof. Dr Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
·         Setiadi, Elly M, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana.

No comments:

Post a Comment